Instruksi Internal

Kisah kesuksesan Ford di industri otomotif setidaknya telah membuka kesadaran banyak orang tentang betapa besar kekuatan yang dapat dibangkitkan oleh kemampuan mental dalam meraih suatu kesuksesan. Dengan pengetahuannya di bidang engineering yang dikatakan sangat minim, tidak menghalangi Ford untuk merealisasikan gagasannya menjadi raja di industri ini. Bukan berarti Ford memahami bahwa pengetahuan engineering tidak dibutuhkan untuk membangun industri otomotif atau menolak menerima peranan pengetahuan engineering tetapi Ford memahami bahwa tatanan umum itu sebatas menawarkan pilihan.

Selain Ford masih banyak ditemukan sejumlah orang sukses di sekeliling kita yang proses meraih kesuksesan itu tidak ditempuh melalui tangga sebagaimana yang telah divetokan oleh tatanan umum meskipun tidak menolak kebenarannya. Lebih tepat dikatakan, Ford dan orang sukses semisalnya lebih menaruh perhatian dan lebih mematuhi petunjuk yang diberikan oleh kekuatan di dalam dirinya. Petunjuk itulah yang dinamakan Internal Instructor. Apa itu Internal instruktur dan bagaimana memahaminya?

Apakah Instruksi Internal?  


Instruksi Internal, seperti yang pernah ditulis oleh Anne S. Doody dalam artikelnya The Power of Knowing Who You Are (Center for Change: 2001) adalah dorongan internal yang membimbing anda meraih sesuatu dan menyelamatkan dari sesuatu. Ford memahami bahwa dorongan internalnya menunjukkan gagasan di bidang industri otomotif dapat direalisasikan dengan menerapkan keunggulan dirinya dalam hal "Managing and Organizing People". Dengan keunggulan itu Ford menggabungkang people dan technology engineering yang akhirnya membawa "the dynamic in the world". Hanya saja secara kebetulan, dorongan yang diberikan oleh instruksi internal itu berlawanan arus dengan tatanan umum yang sedang berjalan di lingkungannya.
Tatanan umum memiliki "rule" dan standard umum sementara realisasi gagasan membutuhkan usaha pemberdayaan lebih keras dan lebih cerdas di atas ukuran rata-rata yang dipahami oleh umum yang kemudian terkesan sebagai pengecualian. Munculnya pengecualian ini, menurut Anne tidak lepas dari watak dasar instruksi internal yang antara lain dijelaskan sebagai berikut:

1.  Tidak Populer 

Semua orang memiliki instruksi internal yang menjadi petunjuk menemukan keunggulan di bidang tertentu  di balik mayoritas kesamaan keinginan umum. Dengan sifatnya yang tidak populer itu sering terjadi kesalahpahaman di level umum dalam bentuk konotasi ganda. Kalau semua orang berpikir bahwa untuk membangun industri otomotif harus memahami engineering di tingkat konsep dan praktek, sementara Ford tidak demikian, maka Ford layak dijuluki unpopular yang  lebih berkonotasi aneh, gila, hebat dll. Kenyataan ini tidak terjadi hanya kepada Ford. Secara umum bisa diamati bahwa semakin besar kepatuhan seseorang terhadap instruksi internalnya, semakin banyak ditemukan bentuk tertentu yang berbeda dengan tatanan umum yang bisa jadi searah atau berlawanan.

2.  Tidak Terlihat

Watak kedua ini menggambarkan sifatnya yang sangat personal sehingga tidak bisa dilihat oleh mata tatanan umum atau oleh diri sendiri kecuali sering berusaha melihatnya dan menemukan vibrasi riilnya di dalam.  Napoleon Hill menamakan dengan Unseen Guide.  Jika teori kemanusiaan mengatakan semua orang sudah dibekali keunggulan atau bakat alamiah tetapi kenyataannya hanya sedikit orang yang berhasil memanfaatkannya hal itu pertanda bahwa mayoritas orang lebih sering mengarahkan penglihatan mayornya  ke luar pada minor object. Padahal untuk bisa melihatnya dibutuhkan  major sight ke dalam pada major object yang sangat personal.

3.  Pengecualian

Watak ketiga dari instruksi internal adalah sering memunculkan definisi pengecualian yang diekspresikan ke dalam sudut pandang orisinil tersendiri secara kokoh. Instruksi tersebut bila praktekkan bisa berbentuk penolakan terhadap konformitas tatanan umum ketika dirasakan tidak bekerja.  Kekokohan itulah yang menjadi alasan kuat untuk melakukan sesuatu berdasarkan instruksi dengan dalih personal yang tidak bisa dibendung meskipun oleh dirinya sendiri.
Hal ini bisa dibedakan dengan kekokohan yang dihasilkan dari dependensi pada instruksi eksternal. Seandainya Pramoedya Ananta Tur mematuhi instruksi eksternal sebagaimana rule tatanan umum  bahwa untuk menghasilkan karya sastra haruslah didukung dengan fasilitas referensi, tehnologi, ketenangan hidup dan lain-lain, tentu tidak satu pun karya sastra yang dihasilkan dari tangannya.  Sebab sebagian besar waktunya dihabiskan di penjara ditambah dengan penyiksaan fisik.

Kunci Pembuka


Dari penjelasan singkat tentang watak atau sifat umum Instruktur Internal di atas, maka sangat logis  jika dikatakan oleh Anne bahwa kunci untuk mengenalnya lebih dekat adalah mengetahui diri kita (know yourself). Selain memahamkan watak instruktur internal lebih dekat, Socrates bahkan sempat mengatakan bahwa memahami diri adalah pintu untuk mengetahui orang lain dan dunia. Tidak hanya itu, esensi ajaran agama yang menjadi bagian dasar hidup kita pun mengatakan memahami Tuhan harus diawali dari upaya memahami diri.
Perlu ditambahkan bahwa diri yang dimaksudkan di sini adalah "The Self" yang berarti memberi kemenangan kepadanya atas "The Ego".  Karena kemenangan lebih sering diberikan kepada The Ego - dorongan dari luar ke dalam, maka kunci untuk memahami instruksi internal yang akan menunjukkan kita pada bakat alamiah  akhirnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya atau hanya berfungsi secara minimalis dengan hasil rata-rata.
Begitu besarnya kekuatan yang dihasilkan dari pemahaman diri. Oleh karena itu layaklah kita bertanya, dari mana dimulai? Sebelumnya perlu digaris-bawahi bahwa memahami diri adalah tahapan dari pencapaian proses sehingga tidak lepas dari  upaya untuk meletakkannya sebagai materi belajar.

Aplikasi Belajar


Orang tidak menjadi langsung tahu siapa dirinya begitu ia dilahirkan, tetapi dapat menjadi tahu melalui proses pemberdayaan dari dalam ke luar. Materi pemberdayaan berikut bisa dijadikan langkah awal untuk memahami diri:

1.  Eksplorasi

Dari sekian banyak rutinitas dan keharusan lain yang menjadi bagian  tatanan umum sering menciptakan pagar mental antara diri kita dan keadaan eksternal yang tidak jarang  menggoda untuk dipahami sebagai bentuk kekuatan manipulatif atau intimidatif.  Kalau dikembalikan bahwa "the reality is the shadow of mindset", maka pemahaman tersebut bukan "absolute truth" melainkan pilihan antara mengubah the mindset atau tidak mengubahnya. Eksplorasi diri bisa diartikan sebagai pilihan mengubah mindset untuk dapat merasakan perubahan realitas.
Contoh sederhana adalah niat kita ke kantor. Hal itu bisa dipahami sebagai keharusan yang punya konsekuensi reward dan punishment tetapi di sisi lain menawarkan kesempatan untuk dipahami sebagai bagian penting dari eksplorasi diri. Dengan memahaminya sebagai wilayah eksplorasi maka akan memunculkan optimalisasi tanggung jawab yang secara tidak langsung akan membuka cakrawala tentang diri kita lebih luas.

2.  Labelisasi

Dari eksplorasi mental yang anda lakukan, buatlah label yang membedakan antara diri anda dan orang lain, antara sesuatu yang bekerja dan sesuatu yang mandul, antara situasi spesifik dan situasi umum.  Semakin banyak daftar label yang membedakan antara anda dan orang lain, maka semakin jelas anda memahami siapa diri anda. Hanya saja sedikit perlu dicatat bahwa membuat label tidak bisa disamakan dengan membandingkan diri anda dan orang lain. Label adalah membuat posisi mental dengan arah-fokus pada pemahaman ke dalam sementara membanding tidak punya arah-fokus demikian bahkan lebih sering berupa veto pengadilan-diri.

3.  Refleksi

Sulit diingkari bahwa banyak yang sudah kita jalankan atau gunakan tetapi banyak makna yang tidak terserap karena  tidak kita ciptakan pemaknaan dengan sengaja.  Refleksi diri  adalah menciptakan zona bebas interaksi kecuali hanya dengan "the self" tentang "the self" untuk menemukan makna di dalam diri mengingat begitu  besar makna  yang dikandung. Tetapi perlu diakui, justru sebagian besar energi, waktu dan perhatian sering kita habiskan untuk menemukan makna di luar. 

Walhasil, mengikuti tatanan umum jelas tidak salah karena di satu sisi rule yang terdapat di dalam tatanan itu merupakan representasi dari kebenaran umum. Tetapi ketika   sudah berbicara pemberdayaan personal, maka membutuhkan seleksi yang ketat untuk mengetahui bagian yang bekerja dan bagian lain yang mandul. Yakin sekali, tidak hanya Ford atau orang lain yang hanya bisa dikenal namanya lewat pertemuan imajinatif yang diberi kesempatan untuk memahami instruksi internal. Bisa jadi orang lain yang dekat dengan anda bahkan diri anda sendiri pun bisa. Selamat mencoba.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer