Ketika Hati Seluas Gelas

Kisah ini sengaja saya potong dari blog teman baik saya, karena saya rasa kisah ini mengandung arti yang bagus untuk pengembangan mindset kita yang di khususkan dan di tujukan untuk pengembangan hati kita, semoga artikel kisah ini bermanfaat selamat membaca.

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

"Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?" sang Guru bertanya.

"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu."

Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata Sang Guru.

"Setelah itu coba kau minum airnya sedikit."

Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.

"Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru.

"Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

"Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka.

"Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau."

Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan murid, begitu pikirnya.

"Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya,

"Bagaimana rasanya?"

"Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.

Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

"Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?"

"Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum.

"Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."

Si murid terdiam, mendengarkan.

"Tapi Nak, rasa `asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya 'qalbu'(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau."

(free download movie xxx beng2)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengembangkan tingkat kesadaran dalam kehidupan sehari-hari

Dalam realitas kehidupan kita sehari-hari, banyak sekali sinyal atau petunjuk dari Tuhan yang Maha Kuasa terhadap diri kita masing-masing yang berguna untuk proses pengembangan diri . Petunjuk atau sinyal ini sering terlewatkan begitu saja oleh kita. 

Ada sebuah cerita menarik yang saya alami beberapa saat yang lalu.  Cerita ini terjadi saat  pertemuan dengan teman lama saya, kita sebut saja sebagai ibu Yanti, di disebuah restoran di mall dibilangan Jakarta Selatan. 

Pertemuan antara dua teman dan keluarganya yang telah sekian lama tidak bertemu tentu biasanya membawa banyak cerita. Mengenai kerjaan, anak-anak dan cerita mengenai teman-teman lama lainnya yang sudah jarang bertemu. 

Tetapi dari semua nostalgia dan cerita-cerita itu, entah mengapa ada sebuah cerita, yang  selalu diulang-ulang oleh ibu Yanti, yaitu mengenai pembantu setianya, sebut saja sebagai mbok Ipeh. Pembantu ini bertahun-tahun telah menemani mereka, sejak mereka baru menikah.  Walaupun sangat setia dan pekerja keras, ada satu hal yang kurang mereka senangi dari mbok Ipeh tersebut. Ia sering mengeluh.

Ibu Yanti menceritakan (berkali-kali dan dengan semangat) bahwa mboknya tersebut mengeluh dalam hal apapun, bisa mengeluh dalam hal yang kecil maupun yang besar. Misalnya saat ibu Yanti pulang belanja dan membawa bonus sabun ukuran kecil, mbok Ipeh menerimanya dengan ngedumel sambil berkata “itu toko, ngasih hadiah kok kecil begini…pelit amat”. 

Atau pada saat lainnya, saat kucing peliharaan ibu Yanti walaupun telah membuang kotoran ditempat yang telah ditentukan, mbok Ipeh masih aja mengeluh dan ngedumel bahwa kotoran kucing itu, beginilah, begitulah dsb. Atau pada saat lainnya, saat ibu Yanti membeli makanan, mbok Ipeh sering mengeluh bahwa makanan yang baru dibeli tersebut kurang enak dan sebagainya, dan sebagainya…..

Sebenarnya cerita-cerita tersebut diatas sering terdengar dan terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dan kami sekeluarga hanya tersenyum mendengarkan saja. 

Tetapi akhirnya saya harus menjawab saat ibu Yanti bertanya langsung kepada saya,
“Bagaimana tuh? kesal deh aku, ada cara ngga ya mengurangi sifat si mbok?”,terpaksa saya memberikan jawaban,

 ”Kamu sedang apa barusan?”
“Ya…cerita mengenai mbok ku…piye sih??” jawab ibu Yanti dengan agak kesal.
“Cerita atau ngeluh?” tanya saya padanya
“Hmmmmm…..cerita, tapi, ngeluh juga ya….hahahahaha” jawab ibu Yanti sambil memukul kepalanya sendiri.

Selanjutnya saya mencoba menerangkan kepada ibu Yanti bahwa kita harus selalu coba melihat signal dan mawas diri. Mbok Ipeh dengan kepribadian-sifatnya, yang selalu ada dalam realita kehidupan diri ibu Yanti selama ini, dengan sadar atau tidak sadar merupakan buatan Ibu Yanti sendiri, ia yang menarik mbok Ipeh dalam kehidupannya., dan mbok Ipeh bisa merupakan refleksi atau cerminan dari ibu Yanti sendiri. Mbok Ipeh bisa saja merupakan petunjuk atau sinyal bagi ibu Yanti untuk mawas diri dan melihat kedalam dirinya sendiri. Ibu Yanti tanpa sadar bisa saja adalah seorang pengeluh juga.

Menjawab pertanyaan teman kami mengenai mbok Ipeh, akhirnya saya hanya dapat memberi masukan agar terus mengingatkan mbok Ipeh untuk tidak mengeluh dan selalu bersyukur.

Selanjutnya saya katakan kepada ibu Yanti, bahwa yang lebih penting adalah agar dirinya yang harus selalu bersyukur menerima keadaan, apapun dan bagaimanapun bentuknya. Dengan selalu bersyukur, dia akan, saat itu juga menghilangkan keluhan-keluhan yang ada dalam dirinya.

Bersyukur merupakan senjata paling ampuh dalam meningkatkan energi positif dan kesadaran dalam kehidupan kita.

Dan tentu saja yang paling menarik dari peristiwa itu adalah, bahwa selain mbok Ipeh merupakan sinyal buat ibu Yanti, kami sendiri juga mendapat sinyal dari Ibu Yanti.

Ia merupakan sinyal bagi saya sendiri, atau juga mungkin buat anggota keluarga saya yang sedang berada saat pertemuan itu dan mendengarkan Ibu Yanti bercerita..

Mungkin kami juga masih sering mengeluh atau masih kurang kesadarannya untuk selalu bersyukur. Dengan adanya Ibu Yanti, kami mendapatkan sinyal untuk menambah kesadaran kami akan sifat-sifat yang perlu diperbaiki tersebut. 

Masih banyak cerita-cerita sederhana yang terjadi disekitar kehidupan kita sehari-hari. Dan anda seperti halnya saya, pasti sering mengalaminya. Tetapi mungkin saya dan anda sering melewatkan saja kejadian sederhana yang sebenarnya mungkin membawa petunjuk atau sinyal buat pengembangan diri kita.
Biasanya kita lebih mudah untuk mengenali sinyal atau petunjuk Tuhan yang bersifat lebih “heboh” dan melewatkan sinyal yang nampak sederhana menurut persepsi kita. 

Tapi sinyal adalah tetap sinyal, petunjuk adalah tetap petunjuk, baik itu sederhana ataupun heboh. Yang diperlukan adalah meningkatkan awareness atau kesadaran kita terhadap petunjuk atau sinyal itu. Kita harus lebih peka untuk mendengar dan merasakan, dan menerimanya sebagai sebuah input dalam proses untuk meningkatkan diri kita dalam menikmati pengalaman hidup yang sedang kita jalani ini.

( www.pengembangandiri.com )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hubungan antara Kesadaran dan Kekuasaan

Ada pepatah klasik yang menyatakan bahwa anda sendirilah yang dapat merubah nasib anda masing-masing. Hampir semua dari kita ingin menjalani kehidupan yang lebih baik dan mendapatkan pengalaman hidup yang lebih baik. Hidup yang baik secara duniawi dan spiritual merupakan tujuan dari sebagian besar kita. Menjalani kehidupan yang bermakna, bertujuan, harmonis dan menguntungkan sesama, merupakan hal-hal tertinggi yang ingin kita laksanakan. Siapakah yang dapat merubah untuk mencapai kehidupan yang demikian?

 Tentu saja diri kita masing-masing. Anda sendiri yang dapat merubah kehidupan anda. Dan anda mempunyai kuasa untuk melakukan itu. Seperti yang banyak didengungkan oleh motivator-motivator terkenal, mereka selalu menekankan bahwa kekuatan terletak dalam diri anda sendiri. Buku-buku Anthony Robbins seperti Unlimited Power dan Awaken the Giant Within, isinya sebagian besar memberikan informasi mengenai bagaimana membangkitkan kekuatan yang ada dalam diri kita masing-masing.

Tetapi bagaimana anda dan saya dapat memaksimalkan kekuatan itu? Apakah kita berkuasa memaksimalkannya?

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah sadar atas kekuatan itu, sadar atas kekuasaan yang kita miliki.
Membicarakan kekuasaan berarti juga membicara kesadaran.

Apa hubungannya?
Sadar akan apakah agar anda berkuasa?
Berkuasa atas apa?
Kuasa yang dimaksud disini adalah kuasa atas realitas yang anda alami dan hadapi setiap harinya. Kuasa pada diri anda atas apa yang sedang anda alami.

Kuasa atas diri anda masing-masing, mempunyai ketergantungan dan kondisi. Tidak begitu saja anda dapat menggunakan kuasa yang ada pada diri anda. Bila anda kurang mengenal dan menggunakan kuasa ini secara terbatas,  maka kuasa yang anda milikupun terbatas dan tentu saja sebaliknya demikian pula.
Dalam proses pengembangan diri, anda harus mengetahui rahasia dari kuasa ini.
Rahasianya adalah bahwa :

“Kuasa yang anda miliki dapat anda optimalkan penggunaanya bila anda mengenal dan sadar akan kuasa itu sendiri”.

Pengenalan atau kesadaran anda akan kuasa yang anda masing-masing miliki, yang akan dapat merubah realitas kehidupan anda sehari-hari. Pengembangan diri anda akan semakin utuh dengan mempunyai kesadaran akan kuasa yang anda miliki.

Realitas kehidupan anda adalah cermin dari dalam diri anda masing-masing. Anda dan semua kita saling berhubungan dan semua kita adalah bagian dari sebuah energi yang tanpa batas, yang bersumber dari yang Maha Kuasa. Kita masing-masing merupakan saluran dari energi yang tanpa batas ini. Saluran berbeda ini yang membedakan masing-masing diri kita.

Kesadaran akan hal ini, akan memberikan kuasa yang lebih pada anda untuk pengembangan diri anda.
Bagaimana cara memperoleh kesadaran ini?

Kesadaran ini anda peroleh dengan cara berpikir. Dengan pemikiran ilmiah yang benar, yang selaras dengan alam semesta dan hukumnya, dengan memahami secara pasti dan sempurna, semua prinsip-prinsip kuasa kombinasi dan metode pikiran.

Menjadi sadar bahwa kehadiran yang ada dimana-mana dari  yang Maha Kuasa, membuat kita mengenal arti kuasa itu sendiri. Kesadaran akan adanya kuasa dimana mana membuat kita sadar. Menjadi sadar akan kesatuan diri kita dengan sang sumber dari semua kuasa akan memberikan kekuataan penuh atas kuasa itu untuk diri sendiri.

Kemampuan anda berpikir, memberikan anda jalan untuk berhubungan dengan Yang Maha Kuasa. Memberikan anda kemampuan untuk berhubungan dan menggunakan energi tanpa batas dari Yang Maha Kuasa. Apa yang anda pikirkan merupakan apa yang diproduksi dalam realita kehidupan anda saat ini.
Anda mempunyai kuasa untuk itu. Dan ini bekerja dari sikap mental utama anda dan ini membutuhkan kesadaran akan kekuatan hukum ini.

Saat anda mensyukuri apapun yang anda sedang alami saat ini, merupakan langkah awal dari menyadari kuasa yang anda miliki. Dengan bersyukur anda mengakui dan mengumumkan pengakuan anda atas kesadaran akan kuasa yang anda miliki.

Anda yang mempunyai kuasa harus menggunakan kuasa yang anda miliki untuk tujuan yang sesuai dengan kuasa yang diberikan kepada anda masing-masing.
( www.pengembangandiri.com )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aplikasi Hukum Atraksi di Pekerjaan


Kita sering mendengar orang mengatakan bahwa hidup kita adalah kenyataan yang kita ciptakan di pikiran. Benarkah? Emosi dan pikiran kita seperti roll film yang berputar 24 jam sehari menayangkan cerita yang kita buat sendiri. Kita sebagai sutradara, sekaligus pemeran utama, menciptakan kenyataan yang melibatkan orang-orang dan situasi di sekeliling kita. Lantas, apakah mungkin secara sadar kita mengubah sikap orang lain melalui pemikiran dan emosi kita?

Mari kita bahas hal ini melalui aplikasi hukum atraksi atau Law of Attraction .

Pertama, yang ingin kita pahami adalah kita bisa mengubah sikap orang lain melalui persepsi kita sendiri. Contohnya, apabila Anda mempunyai rekan kerja yang suka marah-marah dan tidak bisa diajak kerjasama, kemungkinan besar Anda ingin mengubah perilakunya sehingga suasana kerja Anda bisa menyenangkan.

Satu hal yang ingin Anda ingat adalah setiap orang dan kejadian yang melintas dalam kehidupan Anda merupakan gambaran dari pikiran dan emosi Anda. Secara sadar ataupun tidak, Anda menarik mereka melalui pemikiran yang berjalan terus menerus, baik itu berupa pemikiran saat ini (present) ataupun pemikiran masa lalu (past).

Anda tidak perlu mencari tahu tepatnya kapan atau mengapa rekan kerja Anda yang menyebalkan ini termanifestasi dalam kenyataan. Hal ini sudah terjadi dan Anda menjadi sadar untuk mengubah kenyataan dengan mengganti persepsi dalam diri Anda sendiri.

Membayang-bayangkan rekan kerja Anda ini tiba-tiba berubah menjadi manis sikapnya tentunya tidak akan menyelesaikan masalah. Anda ingin mengubah sikap seseorang melalui kenyataan yang Anda ciptakan. Melalui teknik visualisasi Anda bisa mengubah persepsi tentang orang ini dalam kehidupan Anda.

Caranya?

Anda akan praktekkan teknik visualisasi disini. Ada beberapa langkah yang Anda bisa ikuti dan yang paling penting adalah rileks, tenang, dan nyaman dalam melakukannya:
  1. Cari tempat yang nyaman dan tidak ada gangguan.
  2. Anda bisa berbaring atau duduk dengan tenang
  3. Tutup mata dan tarik nafas pelan-pelan
  4. Anda rileks dan pikiran Anda nyaman.
  5. Semakin rileks dan Anda masuk lebih dalam ke visualisation mode.
  6. Disini Anda fokus ke solusi yang Anda ingin dapatkan, bukan konsentrasi ke masalah yang sedang terjadi.
  7. Visualisasikan diri Anda berada ditempat kerja bersama rekan Anda itu. Sambil mengerjakan tugas bersama dan menikmati kebersamaan. Lakukan ini di present moment.
  8. Buat visualisasi ini senyata mungkin. Lengkap dengan perasaan Anda disertai gambar-gambar dan suara-suara.
  9. Anda bisa tersenyum atau bahkan tertawa. Lakukan ini semua di present moment.
Esoknya setelah Anda kembali ke tempat kerja, Anda tetap membawa suasana yang Anda ciptakan di saat visualisasi. Jangan bereaksi apabila rekan kerja Anda mulai menampakan sikap-sikap menyebalkan. Anda tetap fokus dan selalu berada di present moment. Kenapa? Karena apabila Anda bereaksi maka Anda secara otomatis fokus ke ”apa yang Anda tidak mau”. Apabila Anda kesulitan untuk “memanggil” gambar dari visualisasi, Anda masuk ke neutral mode. Artinya Anda tidak marah dan juga tidak antusias berlebihan. Anda ingin energi Anda tetap tersimpan dan tidak bocor sehingga Anda berada dalam harmoni dengan alam semesta.

Hasilnya?

Ada dua kemungkinan. Pertama, rekan kerja Anda akan menyadari kesalahan dalam berkomunikasi dan melakukan perbaikan atau bahkan dia bisa menjadi sahabat Anda. Kemungkinan yang kedua adalah emosi Anda terhadap dia menjadi netral. Artinya Anda tidak perduli lagi dengan sikap apapun yang dia lakukan. Gambar dia dalam film Anda menjadi buram atau bahkan hilang sama sekali.

Manusia, sebagai energi, selalu bergetar atau bervibrasi. Getaran ini memiliki tingkatan atau rate. Semua orang yang hadir dalam film kehidupan kita bervibrasi dalam rate yang sesuai. Apabila rekan kerja Anda tidak bervibrasi dengan rate yang sesuai, maka dia akan meninggalkan realitas Anda. Bentuknya bisa macam-macam, entah dia menjadi tidak punya peran lagi dalam hidup Anda atau ada kemungkinan dia keluar dari pekerjaannya.

Ketika Anda fokus ke solusi dan Anda tahu bahwa itu akan terjadi, Anda tidak ingin membuang energi untuk hal-hal yang negatif tentang rekan kerja Anda ini. Alam semesta akan membawa apa saja yang Anda fokuskan, tanpa kecuali.
Apapun yang Anda lalukan melalui Law of Attraction akan membawa hasil yang Anda inginkan atau bahkan lebih baik. Alam semesta bekerja dengan prinsip ini. Fokus dengan kedamaian dan konsentrasi di present moment akan membawa rasa syukur, suka cita, dan Anda akan memperoleh itu semua dalam kenyataan yang Anda ciptakan.

( www.pengembangandiri.com )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cinta Kasih dan Memaafkan

Memang sangat sulit untuk memaafkan. Banyak dari kita yang mempunyai kendala dalam memaafkan perbuatan seseorang terhadap diri kita. Dikhianati, difitnah, dianiaya, dibohongi, dicaci, ditipu, dan sebagainya dan sebagainya
merupakan alasan-alasan yang membuat kita sulit untuk memaafkan orang lain.Tetapi maukah Anda mulai sekarang memberi maaf? Walau bagaimanapun sakitnya, siapkah Anda memberi maaf?

Selain itu, apakah kita perlu sebuah alasan untuk memaafkan seseorang?
Apakah kita harus mengetahui dulu apa kesalahan seseorang baru kita dapat memberikan maaf terhadap orang itu?
Atau bahkan bisa saja kita memberi maaf dan malahan sebaliknya meminta maaf kepada orang, tanpa adanya alasan apapun...

Pilihan tentu saja ada pada Anda sendiri…………

Apapun pilihan anda mungkin ada satu cerita menarik dari Dr. Joe Vitale, yang merupakan seorang ahli marketing-termasuk salah satu dari lima marketing spesialis didunia saat ini, penulis buku-buku marketing dan hipnotis, seorang hipnoterapis, ahli metafisika, dan pengarang berbagai buku yang terkenal dan sebagainya.

Joe Vitale menceritakan bahwa beberapa tahun sebelum ia mengenal sendiri terapi penyembuhan yang berasal dari Hawaii, ia telah mendengar bahwa ada seorang terapis di
Hawaii yang menyembuhkan seluruh pasien dari sebuah bangsal khusus di rumah sakit yang semuanya kriminal berbahaya dan mengalami gangguan jiwa. Ia dapat menyembuhkan pasien-pasiennya itu hanya dengan melihat data-data pasiennya dan melihat kedalam dirinya, untuk melihat bagaimana ia berhubungan dengan sakitnya
pasien-pasien tersebut. Semakin dia memperbaiki dirinya, semakin banyak pasiennya yang sembuh.

Saat pertama kali mendengarnya, Joe Vitale menyangka bahwa itu hanyalah sebuah legenda belaka. Ia bertanya kepada dirinya sendiri, bagaimana orang dapat menyembuhkan orang dengan menyembuhkan dirinya sendiri? Bagaimana bisa seorang ahli pengembangan diri atau terapis yang sangat ahli sekalipun dapat menyembuhkan
pasien kriminal berbahaya yang mengalami gangguan jiwa?
Tidak masuk akal dan tidak logis baginya. Ia segera mengenyampingkan cerita-cerita itu.

Setahun kemudian ia mendengar kembali cerita-cerita itu. Ia mendengar bahwa terapis itu menggunakan sebuah sistem penyembuhan Hawaii yang dikenal sebagai “ho ‘oponopono“.
Ia sampai saat itu tidak pernah mendengar proses penyembuhan tersebut, tetapi entah mengapa, ia tak dapat melepaskan rasa penasarannya akan proses itu.  Ia mengatakan pada dirinya bahwa bila ceita-cerita itu benar, dia harus mengetahuinya lebih lanjut.

Ia tahu apa yang dinamakan dengan “tanggung jawab penuh”.  Yang berarti bahwa apapun yang ia lakukan dan pikirkan adalah tanggung jawab dia, dan diluar itu adalah
tidak lagi merupakan tanggung jawab dia. Ia juga yakin bahwa pasti sebagian besar orang akan berpikir demikian dengan apa yang disebut sebagai “tanggung jawab penuh”. Kita bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan, tidak terhadap apa yang dilakukan orang lain.  Rupanya terapis yang menggunakan sistem penyembuhan dari Hawaii itu kan memberikan pandangan atau persepsi yang baru mengenai “tanggung jawab penuh” ke Joe Vitale.

Nama terapis itu adalah  Dr. Ihaleakala Hew Len. Joe Vitale dan terapis itu menghabiskan waktu lebih dari satu jam saat pertama kali Joe Vitale menelepon. Ia meminta terapis
Hawaii itu untuk menceritakan secara detail semua cara kerjanya sebagi terapis. Terapis itu menceritakan bahwa ia bekerja selama empat tahun di Hawaii State Hospital. Penghuni bangsal khusus yang ditanganinya adalah pasien-pasien kriminal yang berbahaya.

Psikolog-psikolog sebelum dia mengundurkan diri setiap bulan. Staf dan pekerja di bangsal khusus itu sering minta libur dan akhirnya minta berhenti. Orang-orang yang
terpaksa harus melewati bangsal khusus itu berjalan dengan punggung menempel ke dinding menjauh dari bangsal itu, karena takut diserang oleh pasien-pasien. Tempat itu
bukan merupakan tempat yang nyaman untuk hidup, kerja atau berkunjung.

Dr. Len mengatakan bahwa ia tak pernah melihat secara langsung pasien-pasiennya. Ia setuju untuk untuk mempunyai sebuah ruang kantor dan meneliti dan mempelajari data-
data dari pasien. Selama ia melihat dan mempelajari data-data pasiennya ia juga akan kerja pada dirinya sendiri. Semakin dia bekerja pada dirinya sendiri, secara perlahan,
pasien-pasiennya mulai sembuh.

Ia mengatakan kepada Joe Vitale bahwa setelah beberapa bulan, pasien yang harus diikat atau dikurung, diperbolehkan berjalan dengan bebas, yang sedang dalam proses pengobatan, bebas dari obat-obat, dan mereka yang sebelumnya nampak tidak akan ada harapan untuk bebas, akhirnya mulai dibebaskan.

Mendengar itu, Joe Vitale terkesima….

Selanjutnya Dr. Len menyatakan bahwa para staf dan pekerja mulai senang datang bekerja. Absen bekerja mulai hilang dan pergantian personil karena pengunduran diri
menghilang dan malahan staf melebihi dari yang dibutuhkan karena banyak pasien yang telah dilepas. Dan saat ini bangsal khusus itu telah ditutup.

Setelah mendengar dengan seksama penjelasan Dr. Len, akhirnya Joe Vitale menanyakan pertanyaan senilai sejuta dolarnya, yaitu:

“Apa yang anda lakukan terhadap diri sendiri yang menyebabkan orang lain dapat berubah?”

“Saya hanya menyembuhkan bagian dari saya yang menciptakan mereka” jawab Dr. Len Joe Vitale bingung dan tak mengerti.

Dr. Len menjelaskan ke Joe Vitale, bahwa tanggung jawab penuh terhadap hidup anda adalah bertanggung jawab terhadap semua yang ada dalam hidup anda, karena semua itu ada dalam kehidupan anda - tanggung jawab anda.

“Waoouuw…. cara berpikir yang sulit untuk diterima.” demikian Joe Vitale berkata kepada dirinya sendiri. “Bertanggung jawab terhadap apa yang aku lakukan dengan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan semua orang yang ada dalam kehidupanku adalah dua hal yang berbeda”. demikian Joe Vitale mengatakan kepada dirinya sendiri.

Tapi sebenarnya, menurut dia: bila anda mengambil tanggung jawab penuh terhadap kehidupan anda, ini berarti  bahwa apa yang anda lihat, dengar, rasa, sentuh atau apapun
pengalaman anda, adalah tanggung jawab anda, karena ada dalam kehidupan anda. Ini berarti bahwa, aktivitas teroris, pemerintah, ekonomi, politik dan sebagainya yang
anda senang atau tidak, adalah ada pada anda untuk penyembuhannya. Mereka tidak ada, kecuali karena proyeksi dari pikiran dalam diri anda sendiri. Masalah bukan ada pada mereka, tetapi ada dalam diri anda. Dan untuk memperbaiki atau menyembuhkannya anda harus menyembuhkan anda sendiri.

Joe Vitale mengatakan bahwa memang sangat sulit untuk mengerti dan menerima pendapat ini, apalagi menjalaninya dalam kehidupan sehari-hari. Karena menyalahkan
lebih mudah dari tanggung jawab penuh. Tapi setelah berbicara dengan Dr. Len, Joe Vitale menyadari bahwa cara penyembuhan yang dilakukan Dr. Len dengan sistem
ho ‘oponopono adalah dengan cara menyayangi diri sendiri. Bila anda ingin mengembangkan dan memperbaiki hidup anda, anda harus menyembuhkan diri anda sendiri. Bila anda ingin menyembuhkan orang lain - kriminal yang sakit jiwa sekalipun - anda melakukannya dengan menyembuhkan anda sendiri.

Joe Vitale menanyakan pada Dr. Len bagaimana caranya ia menyembuhkan dirinya sendiri, apa sebenarnya yang ia lakukan saat melihat data pasien-pasiennya?

“Saya hanya mengucapkan, ‘Saya minta maaf’ dan ‘Saya mencintai anda’ berulang kali” jawab Dr.Len

Hanya itu?

Ya, hanya itu…..

Rupanya mencintai diri anda sendiri adalah cara terbaik untuk mengembangkan diri anda seutuhnya. Dan saat anda berkembang, dunia sekitar anda juga berkembang. Joe Vitale memberi suatu contoh sederhana sebagai berikut :
Pada suatu hari ia menerima sebuah email yang berisi kalimat-kalimat yang membuat ia marah dan kecewa. Sebelumnya ia selalu menggunakan emosi dan amarahnya untuk merespon email-email seperti itu. Ia akan coba menjawab email seperti itu untuk mencari kebenaran. Tapi pada email ini, ia coba menuruti apa yang telah dikatakan oleh Dr. Len.

Ia dalam hati mengatakan “Saya minta maaf” dan “Saya mencintai anda”. Joe tidak mengatakannnya terhadap seseorang atau menuju seseorang. Ia hanya menimbulkan
spirit cinta untuk menyembuhkan dirinya dari dalam dirinya sendiri, untuk apa yang ada diluar dirinya.

Dalam sejam Joe Vitale menerima email dari orang yang sama, yang sebelumnya mengirim email yang menyakitkannya. Orang itu meminta maaf atas semua kalimat
dalam emailnya. Joe Vitale mendapatkan maaf tanpa meminta kepada orang tersebut dan tidak membalas emailnya. Tapi hanya dengan berkata ” Saya mencintai anda”, ia menyembuhkan dirinya sendiri yang menyebabkan tindakan orang yang mengirim email tersebut.

Setelah itu Joe Vitale menghadiri workshop ho ‘oponopono oleh Dr. Len yang telah berusia 70 tahun, dan dapat dilihat sebagai figur seorang kakek yang sederhana. Ia memuji buku
Joe Vitale “Attractor Factor”. Ia mengatakan bahwa semakin Joe mengembangkan dirinya, semakin vibrasi bukunya akan meningkat dan orang akan merasakannya saat membaca
buku itu. Secara singkat bila Joe berkembang, pembacanya juga akan berkembang.
Joe menanyakan “Bagaimana dengan buku yang telah terjual?” Dr Len hanya menjawab dengan bijaksana “Buku-buku itu tak ada diluar sana”, yang membuat Joe Vitale kembali bingung. “Mereka masih tetap ada dalam dirimu sendiri” lanjut Dr. Len. Secara singkat Dr. Len mengatakan bahwa tidak ada yang dinamakan diluar sana.
Menurut Joe Vitale, akan memerlukan satu buku tersendiri untuk menjelaskan teknik ho ‘oponopono ini. Tapi yang penting adalah bahwa bila kita ingin mengembangkan diri kita
dalam hal apapun, hanya ada satu tempat untuk melihat:

Dalam diri anda sendiri…………….

Bila anda melihat lakukanlah dengan cinta…………..

Selajutnya menurut Joe, pesan Dr. Len, mungkin sangat sulit untuk diterima, tapi sebenarnya sangat sederhana. Dr. Len mengatakan bahwa kita bertanggung jawab terhadap apa yang kita lihat didunia. Dengan mengambil tanggung jawab penuh dan kemudian menyembuhkan bagian yang sakit dalam diri kita, kita dapat menyembuhkan diri sendiri dan dunia sekitar kita.

Joe mengatakan bahwa Dr. Len menganjurkan empat langkah dalam proses ini. Saat ada kesempatan untuk menyembuhkan diri anda sendiri, bukalah bagian yang sakit dalam diri anda, ucapkan dan rasakan secara penuh empat kalimat dibawah ini :

Saya mencintai anda
Saya minta maaf
Saya mohon maaf setulus tulusnya
Terima kasih


Demikian cerita singkat dari Joe Vitale……..

Sudikah Anda untuk Memaafkan????????????? 

( www.pengembangandiri.com )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

peperangan tiada henti

Saudara, kita setiap hari butuh makan dan minum.  Iya, kan?  Bila kebutuhan ini tak terpenuhi, maka penyakit akan datang.  Sehat akan didapat bila kebutuhan ini dipenuhi sampai cukup.  Bagaimana bila berlebih?  Penyakit akan datang juga.  Tidak seketika, tapi pasti.

Kenapa kita melakukan hal yang buruk bagi diri kita sendiri?  Karena hal buruk itu mendatangkan kenikmatan.  Makan berlebih menimbulkan kenikmatan.  Tidur,  belanja, nonton TV yang berlebih juga demikian.  Kenikmatan adalah sesuatu yang kita cari.  Maka kita mencarinya dari segala sesuatu, termasuk yang buruk bagi kita sekalipun.

Mari bertanya kenapa sekali lagi : “Kenapa kita melakukannya?”

Saya menemukan sebabnya.  Anda juga kemungkinan besar telah tahu.  Dalam diri kita ada ego.  Sang ego lah yang menjadi sumbernya.  Ego lah yang terus mendorong kita untuk mendapatkan kenikmatan.

Dalam diri kita pun ada nurani.  Ego dan nurani semacam pasangan.  Dua-duanya punya tujuan yang sama.  Sama-sama mendorong agar kita agar mendapat kenikmatan.  Bedanya, ego cuma suka pada kenikmatan sesaat.  Sedang nurani suka pada kenikmatan jangka panjang.

Ego dan nurani memberikan akibat bila dituruti.  Menuruti ego membuat kita mendapat kenikmatan sesaat dan penderitaan jangka panjang.  Menuruti nurani membuat kita mendapat kenikmatan jangka panjang dan penderitaan sesaat.  Nurani menuntun kita agar bertindak cukup dan sesuai dengan kebutuhan.  Ego menuntun kita agar bertindak berlebihan dan memaksimalkan kenikmatan sesaat.

Contohnya makan.  Makan menuruti nurani adalah makan yang cukup.  Tidak berlebih, dan sehat.  Maka perut akan diisi sepertiga makanan, sepertiga minuman,  sepertiga udara.  Makan menuruti ego membuat kita makan dan minum sampai penuh.  Tanpa menyisakan ruang untuk udara.  Akibatnya, proses metabolism makanan tidak optimal.  Banyak makanan yang terbuang atau disimpan tubuh sebagai lemak.  Maka kelebihan berat badan akan terjadi.

Nah, makan menuruti nurani mendatangkan penderitaan sesaat.  Kita masih ingin makan, makanannya pun ada.  Maka ketika makan itu dihentikan, kita pun menderita.  Iya, kan?

Itu contoh yang berkaitan dengan fisik.  Bagaimana dengan contoh yang berkaitan dengan emosi?  Sama saja.  Emosi yang menuruti ego akan menimbulkan kenikmatan dan solusi sesaat, juga penderitaan dan masalah jangka panjang.  Misalnya anak anda yang berusia empat tahun salah.  Main tanah padahal sudah mandi misalnya.  Anda memarahinya.  Maka sang anak akan berhenti main tanah, lalu membersihkan diri dan pakaiannya.  Anda puas dan masalah pun selesai.

Benarkah?

Tidak!  Anak anda berhenti main tanah memang iya.  Inilah solusi sesaat.  Anda pun yakin bahwa kesalahan anak anda bisa terus diselesaikan dengan cara ini.  Anda mengulanginya berulang-ulang.  Setiap hari.  Setiap kali anak anda membuat kesalahan.  Karena anda menggunakan marah, maka anda sebenarnya sedang membangun masalah jangka panjang.  Anak anda menuruti anda, hanya karena ia masih kecil dan tak punya kekuatan.  Padahal hatinya terluka.  Maka makin ia besar dan kuat, masalah jangka panjang ini akan mulai timbul.  Apa itu?  Bisa anak yang jadi pemberontak atau penakut.

Marah adalah emosi yang menuruti ego.  Prosesnya diawali dari kekesalan karena ada kejadian yang tak sesuai dengan keinginan atau standar anda.  Kesal adalah emosi yang masih internal.  Tapi begitu kesal ini ditambahi ego, maka muncullah marah.  Marah adalah emosi eksternal.  Emosi yang keluar dari diri anda.  Diekspresikan dengan kata-kata atau perbuatan.

Kesal yang sama sebenarnya tidak harus menjadi marah.  Ia bisa menjadi sabar.  Sabar adalah kesal yang kemudian ditambahi nurani.  Nurani bisa membuat kita bertahan atas penderitaan kesal.  Membuat penderitaan kesal itu menjadi sesaat.  Maka dalam kasus anak tadi, anda bisa bersabar bahkan kreatif mencari cara yang membuat anak anda berhenti main tanah, tanpa melukai hati sang anak. Bahkan membuat anak anda tetap bergembira.

Sedih adalah juga emosi.  Ketika sesuatu atau seseorang yang kita sayangi hilang, maka timbullah kesedihan.  Kesedihan ini bisa berkepanjangan atau cepat berlalu.  Apa yang jadi sebab?  Sedih berkepanjangan disebabkan ego yang menguasai diri.  Sedih yang cepat berlalu disebabkan nurani yang mengendalikan.

Misalnya anda ditinggal kekasih yang sangat anda cintai.  Ego anda akan mendorong anda untuk berpikir: “Dia tidak seharusnya melakukan itu.  Saya kan mencintainya.  Kenapa ia meninggalkan saya?  Saya sudah begitu baik padanya.  Saya tidak terima diperlakukan seperti ini.”  Nah, semua pikiran itu membuat kesedihan anda makin memuncak.  Bila sudah begini, maka sedih akan berubah menjadi benci bahkan dendam.  Benci bertolak belakang dengan cinta.  Dendam adalah lawan kedamaian.   Dengan benci dan dendam anda bisa melakuan hal-hal yang buruk pada orang yang tadinya anda cintai.

Apa yang terjadi bila nurani yang anda turuti?  Maka nurani akan berbisik: “Saya mencintainya.  Ia meninggalkan saya, berarti itu yang terbaik untuknya menurut dirinya.  Saya tahu apa yang terbaik untuk saya, menurut saya sendiri.  Saya akan menerima kejadian ini.  Saya belajar banyak.  Saya akan melakukan yang terbaik untuknya”  Nah, sedih itu justru mendorong anda untuk menerima kejadian itu.  Bahkan memaafkan.  Baik memaafkan kekasih anda, atau memaafkan diri anda sendiri.  Tak ada benci.  Tak ada dendam.  Anda pun bisa melanjutkan hidup dengan damai.  Kesedihan anda sangat cepat berlalu.  Bukan tidak mungkin, anda akan berterima kasih pada kekasih anda atas segala kebaikannya meskipun sekarang  ia telah meninggalkan anda.  Wow,… itulah hebatnya nurani.

Jadi, ketika ada kejadian negatif, anda otomatis merasakan emosi negatif.  Tapi emosi negatif ini masih internal sifatnya.  Akan menjadi emosi negatif eksternal bila anda mendengarkan dan menuruti ego anda.  Karena itu, ketika emosi negatif mulai timbul, dengarkan dan ikuti kata nurani.  Maka anda akan tertuntun selalu pada kebaikan.  Bila sudah begini, kejadian negatif apapun  tidak akan bisa membuat anda beremosi negatif, berkata-kata negatif, apalagi bertindak negatif.   Maka jadilah anda pribadi yang kuat.  Kuat yang sejati.


( www.pengembangandiri.com )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Play,... Enjoy

Apa makna hidup ini untuk anda?  Macam-macam ya?  Mungkin anda memaknainya sebagai perjuangan, belajar, ibadah, dan sebagainya.  Semua itu tentu sah-sah saja.  Yang penting masih di dalam koridor kebaikan.

Memaknai hidup secara definitif sangat penting bagi kita.  Dengannya kita akan menjalani hidup itu dengan kejelasan.  Tujuan yang jelas.  Arah yang jelas.  Aturan yang jelas.  Proses yang jelas.  Meski demikian, kita tidak akan kehilangan fleksibelitas, warna dan variasi dalam hidup.

Tulisan ini memberikan alternatif makna hidup itu tanpa mesti mengesampingkan makna hidup yang anda yakini sekarang.  Alternatifnya yaitu: “Life is a game.  Hidup adalah permainan”.

Apa yang terlintas di benak anda ketika mendengar kata ‘games’?  Mungkin Play Station, menyenangkan, asyik, games di computer, level, hadiah, menang, kalah, bisa diulang, dan sebagainya.  Nah, hidup ternyata banyak sekali kesamaannya dengan permainan di Play Station itu.

Jadi, ketika anda memaknai hidup anda sebagai permainan, maka anda sadar bahwa:

* Anda dapat menikmati hidup anda, apapun yang terjadi. 

Susah senang bisa anda nikmati.  Menikmati kesenangan tentu sudah biasa, tapi menikmati kesusahan?  Nah, di situlah letak keasyikan permainan hidup ini.

* Anda dapat mengulang hidup anda. 

Memperbaiki kesalahan-kesalahan tanpa terbebani olehnya.  Karena kesalahan adalah hasil tindakan.  Dan tindakan adalah muara dari bergeraknya potensi-potensi anda.  Jadi, apa salahnya dengan kesalahan?  Ia sudah terjadi.  Jangan menyalahkan kesalahan.  Tak ada gunanya.

* Anda berada di suatu level permainan tertentu dengan berbagai masalah dan tantangannya. 

Dengan terus main, anda akan dapat melewati level itu dan memasuki level baru yang lebih mengasyikkan.

* Semua orang di dunia ini adalah kawan-kawan anda. 

Anda akan menemukan bahwa sebenarnya orang-orang di sekitar anda – apakah mereka baik atau buruk sikapnya – adalah kawan main dalam game of life anda. Mau kah anda main sepak bola tanpa lawan?  Dengan lawan yang sepadan, permainan akan menggairahkan.  Karena itu, pada hakikatnya semua orang adalah kawan ‘main’ anda.

* Anda terbebas dari semua ketakutan yang tidak perlu. 

Dengan menjadi pemain dalam game of life, mengalami hal-hal yang misterius (hal-hal yang  tadinya anda takuti) jauh lebih berharga dari kehilangan hal-hal yang anda miliki.  Dan untungnya, gairah untuk main itu justru membuat hal-hal yang ditakutkan itu tidak terjadi.

* Anda bisa dengan lebih mudah memperoleh hal-hal yang anda inginkan.

Dengan menjadi pemain dan terlepas dari ketakutan, anda membebaskan potensi-potensi anda.  Anda mengaktifkan salah satu law of life yang sangat kuat yaitu, The Law of Attraction, Hukum Tarik Menarik.  Anda pun bisa focus pada hal yang anda inginkan, bukan hal yang menghalanginya.  Dan ketika anda focus pada keinginan anda, anda memusatkan sumberdaya anda padanya.  Anda kembali mengaktikan Law of Life lain :  The Law of Action.  Inilah juga yang membuat keinginan itu lebih mudah anda dapatkan.

* Anda bisa hidup penuh ketenangan.

Anda sadar anda adalah pemain yang sebenarnya tak punya apa-apa.  Anda hanya diberi hak untuk bermain.  Orang yang tak punya apa-apa tidak akan kehilangan apa-apa.  Inilah anugerah yang luar biasa dari Yang Maha Kuasa.  Tidak punya apa-apa, tapi boleh main dan menikmatinya.   Wow…

* Ada aturan-aturan main yang justru membuat anda bebas.

Ada aturan dalam setiap permainan, termasuk permainan hidup.  Aturan ini ada agar para pemain bisa bebas bermain.  Tanpa aturan, pada hakikatnya tidak ada kebebasan.

* Anda menjadi pemain, bukan korban permainan. 

Dengannya anda betul-betul bisa memegang kendali atas hidup anda.  Berbeda dengan orang-orang yang tidak menjadi pemain.  Mereka seperti robot yang tak punya kendali atas diri mereka sendiri.   Mereka dikendalikan oleh tiga hal : orang lain, hal-hal yang mereka miliki dan hal-hal yang terjadi pada diri mereka.  Para pemain sebaliknya.

Karena itu, jadilah pemain.  Ambil keputusan tegas untuk menjadi pemain.  Hidup anda dan diri anda sendiri terlalu berharga bila anda hanya menjadi korban permainan.  Jadilah pemain.

Buat orang-orang di sekitar anda untuk menjadi pemain juga.  Jangan buat mereka menjadi korban permainan anda.  Bila anda melakukannya, akan datang saatnya ketika anda yang menjadi korban.  Tidak ada yang lebih tragis dari seorang pemain yang mengira dirinya pemain, padahal ia adalah korban.  Korban siapa? Korban permainannya sendiri.  

( www.pengembangandiri.com )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kualitas Paling Layak bagi Setiap Manusia

Lingkupi diri dengan ketakutan, dan hidup lah dalam keamanan

Lingkupi diri dengan kekuatan, dan hiduplah dalam kebebasan

Lingkupi diri dengan cinta, dan hiduplah dalam kebaikan.

Lingkupi diri dengan cahaya, dan hiduplah dalam terang yang menerangi. 

Siapa tokoh yang anda jadi pengagumnya?  Siapapun beliau, saya yakin sosoknya adalah sosok luar biasa yang telah berhasil menjadi teladan bagi banyak sekali orang.  Sang tokoh ini, pastilah memberikan manfaat besar bagi hidup dan kehidupan banyak orang.  Baik ketika beliau masih hidup, ataupun ketika beliau telah tiada.  Jadilah ia manusia abadi dalam makna yang hakiki.

Bagaimana beliau-beliau itu melakukannya?

Maka tahapan kehidupan mereka sangat layak untuk kita amati, teliti dan teladani.  Pembelajaran saya tentang jalan kehidupan mereka menemukan empat tahap kehidupan.  Tahap pertama adalah hidup yang aman.  Tahap kedua adalah hidup yang bebas.  Tahap ketiga hidup yang baik.  Dan tahap keempat hidup yang terang dan menerangi.

Tahap pertama – hidup yang aman – adalah tahap paling rendah.  Di hidup ini, kita memang aman.  Aman secara finansial, fisik, sosial, emosional bahkan spiritual.  Aman secara finansial kita dapat dari pekerjaan atau bisnis yang bagus.  Pendapatan kita bagus bahkan terus meningkat.  Secara fisik kita sehat.  Terlindung dalam tempat tinggal yang baik.  Kalaupun sakit, kekuatan finansial kita bisa menanggulanginya.  Secara sosial, kita disenangi teman-teman, tetangga, rekan kerja / bisnis.  Siapapun yang mengenal kita akan menyebut kita sebagai orang baik.  Secara emosional, kita bisa mengendalikan emosi dengan baik.  Bila pun situasi membuat kita marah, maka ada orang yang bisa kita marahi dan tidak melawan.  Kekecewaan kita benar-benar diperhatikan orang lain.  Secara spiritual, kita beribadah dengan patuh.

Lalu apa ada yang salah dengan hidup yang aman seperti itu?  Bukankah itu keinginan banyak orang?  Tentu tidak salah.  Hanya tidak layak saja.  Kenapa?  Karena semua hal-hal yang mengamankan itu berasal dari ketakutan.  Kita mengamankan finansial, karena takut menderita.  Kita berolahraga karena takut sakit.  Kita baik pada lingkungan, karena takut dimusuhi dan seterusnya.  Maka sesuatu yang didapat berdasar ketakutan, kita pun akan terus dilanda ketakutan kehilangan hal-hal itu.  Maka jadilah kita manusia yang takut kehilangan harta.  Takut tua dan sakit.  Takut dimusuhi.  Takut gagal dan kecewa.  Takut dosa. Dan sebagainya.  Hal ini tidak salah.  Hanya tidak layak untuk manusia semulia kita.  Kita layak atas hidup yang lebih baik dari itu.

Nah, hidup yang lebih baik dari hidup aman adalah hidup bebas.  Bebas dari apa?  Bebas dari segala macam ketakutan.  Bebas dari semua belenggu material.  Apa hebatnya?  Hebatnya adalah anda bisa menikmati apapun yang ada pada anda.  Misalnya uang.  Bila anda punya uang, tapi takut hilang, maka anda tidak bisa benar-benar menikmati uang itu.  Uang yang anda takuti kehilangannya, justru akan memenjara anda.  Anda dilemahkan oleh ketakutan anda sendiri.   Dan ketika anda terlepas dari ketakutan itu, maka anda mengambil alih kekuatan dari ketakutan anda.  Maka jadilah anda pribadi yang kuat.  Kekuatan itu yang membuat anda dapat hidup dalam kebebasan.

Kebebasan itu sangat berharga.  Bangsa Indonesia rela mengorbankan harta, keluarga, tenaga, pikiran bahkan jiwa untuk kebebasan itu.  Karena perjuangan para pahlawan itu lah kita menjadi bangsa yang  merdeka.  Bebas dari penjajahan bangsa lain.  Kebebasan adalah prasyarat kemajuan.  Tak ada kemajuan tanpa kebebasan.  Demikian juga dengan kita secara personal.  Kemajuan dalam kualitas diri kita hanya bisa dimulai bila kita telah kuat dan bebas.  Kualitas yang dimaksud bukan kualitas hal-hal material.  Tapi  adalah kualitas jiwa.  Kualitas kesadaran kita.

Kekuatan menghasilkan kebebasan.  Tapi kebebasan pun bisa kebablasan.  Itu sebab kebebasan itu harus dibatasi.  Kebebasan yang tak terbatas hanya akan mengarah pada keburukan.  Apa batasnya?  Batasnya adalah kebaikan.  Dan sesungguhnya hanya dalam batas kebaikan lah kita bisa benar-benar hidup bebas.  Maka kebebasan yang dibatasi kebaikan akan menimbulkan cinta.  Cinta ini kekuatan yang mengarah hanya pada kebaikan.  Hidup kita menjadi hidup yang baik.  Hidup yang terlepas dari segala ketakutan.  Hidup yang tak terikat oleh materi.  Hidup yang bermanfaat bagi banyak orang.

Hidup baik penuh cinta adalah pintu gerbang bagi hidup yang terang dan menerangi.  Ketika hidup kita hanya untuk kebaikan, maka kita menjadi pribadi yang bercahaya.  Cahaya kita bukan hanya menerangi jalan kita, tapi juga menerangi dan menunjukkan jalan bagi sesama.  Kenapa?  Karena bila kita tak punya cahaya, kita tak bisa menerangi orang lain.  Bila cahaya yang kita miliki tidak terang, maka jalan kita pun remang-remang.  Karenanya kita butuh cahaya yang terang benderang. Cahaya yang menerangi hidup dan kehidupan banyak orang, bukan hanya ketika kita hidup, tapi juga ketika kita telah tiada.  Apakah cahaya itu?  Cahaya itu punya tiga nama.  Pertama,  kekuatan yang membebaskan.  Kedua, cinta yang membaikkan hidup kita.  Ketiga, solusi yang memperbaiki kehidupan.  Perkataan dan tindakan kita menjadi solusi bagi masalah-masalah banyak orang.

Maka jadilah kita pribadi yang sama dengan tokoh-tokoh yang kita kagumi.


( www.pengembangandiri.com )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN


karena keduanya adalah anugerah Tuhan

Saudara, hidup manusia di dunia ini dibentuk oleh dualitas.  Semuanya berpasangan.  Siang – malam.  Laki-laki – perempuan.  Tua – muda.  Baik – buruk.  Kuat – lemah.  Kaya – miskin.  Sukses – gagal. Dan sebagainya.

Menurut saya, semua dualitas ini adalah anugerah Yang Maha Kuasa.  Anugerah berarti sesuatu yang nilainya luar biasa tingginya.  Dahsyat. Hebat. Dan ia berasal dari Yang Maha Kuasa lagi.  Maka terhormatlah kita manusia yang diperkenankan-NYa untuk menerima anugerah tersebut.

Bila anda diberi sebuah pensil oleh artis idola anda, bagaimana perasaan anda?  Senang luar biasa kan?  Padahal hanya pensil biasa yang diberinya itu.  Nah, ini anugerah yang hebat dari Yang Maha Hebat.  Maka sungguh tercela bila kita menganggap hidup ini sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja.

Kebahagiaan dan kesedihan adalah dualitas.  Ia anugerah Yang Maha Kuasa.  Karenanya, kita harus menerimanya dengan sikap terbaik.  Kita bahkan harus mencari keduanya itu.  Kita harus mencari kebahagiaan.  Kita juga harus mencari kesedihan. Ingat, keduanya anugerah Yang Maha Kuasa.  Keduanya akan memberikan warna yang indah bagi hidup kita.  Jangan hanya mencari kebahagiaan dan menghindari kesedihan.  Anda akan rugi, bahkan celaka karena  kehilangan satu sisi anugerah yang luar biasa!!!

Apa sumber kebahagiaan?  Saya memilih lima hal, yaitu:

   1. Bersyukur (atas semua hal positif yang ada)
   2. Bersabar (atas semua hal positif yang tak ada)
   3. Melepas beban kepedihan dan ketakutan (memaafkan dan menyerahkan urusan pada Tuhan)
   4. Berbuat baik (pada diri sendiri dan orang lain)
   5. Kondisi baik yang ada pada orang lain (berbahagialah atas kebahagiaan orang lain)

Karenanya jangan mencari kebahagiaan dari kekayaan, popularitas, jabatan tinggi, istri yang cantik / suami yang ganteng.  Semua itu tak akan membuat anda bahagia, bila salah satu saja dari ke lima hal diatas tak dilakukan.

Apa sumber kesedihan?  Saya juga memilih lima hal, yaitu:

   1. Perbuatan dosa (maka bertaubatlah)
   2. Melewatkan kesempatan (maka jadilah achiever)
   3. Lupa (maka teruslah sadar)
   4. Kesusahan orang lain (maka jadilah solusi tuk mereka)
   5. Ketidakadilan (maka berjuanglah demi keadilan)

Bila salah satu saja dari kelima hal di atas tidak membuat anda bersedih, anda harus benar-benar instospeksi diri.  Periksa jiwa dan pikiran anda mengapa sampai membuat perasaan anda seburuk itu.

Keharusan kita dalam anugerah hidup ini adalah meningkatkan kualitas diri terus menerus.  Membuat hari ini lebih baik dari kemarin.  Membuat esok lebih baik dari hari ini.  Caranya bagaimana?  Dengan menjadikan kebahagiaan dan kesedihan sebagai dasar untuk melakukan keharusan (tindakan benar) .  Tindakan benar itu menghasilkan kebahagiaan dan kesedihan di tingkat yang lebih tinggi.

Apa nanti tidak bingung, suatu saat bahagia, eh… terus bersedih?  Maka kuncinya adalah CUKUP.  Berbahagialah yang cukup.  Jangan berlebihan.  Juga bersedihlah yang cukup.  Jangan melampaui batas.  Lalu apa batasnya?  Batasnya adalah rasa semangat untuk bertindak benar.  Maka jadikan bertindak benar sebagai muara kebahagiaan dan kesedihan.

Nah saudara, berbahagialah…

Dan bersedihlah…

Nikmati dan alami kedua anugerah tersebut.

( www.pengenbangandiri.com )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Diam Sejenak untuk Menerima Inspirasi


Berserah diri seolah-olah tidak melakukan apa-apa. Tapi seringkali kita menerima pencerahan saat kita tidak berpikir.

Saat dihadapkan pada masalah biasanya kita berusaha sekuat tenaga mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Apa yang terjadi? Seringnya kita justru tidak bisa melupakan masalah dan tenggelam pada ketidakberdayaan. Ada teman yang bilang: "Kemana pun saya pergi, masalah selalu mengikuti saya"

Albert Einstein pernah mengatakan, "Kita tidak bisa memecahkan masalah menggunakan pola pikir lama yang menciptakan masalah itu" Artinya kita ingin berhenti berpikir dan diam sesaat untuk "melupakan" masalah. Lantas kita mengizinkan diri kita untuk melihat permasalahan ini dari paradigma yang baru.

Dalam ajaran agama kita mengenal berserah diri atau ikhlas. Saat dihadapkan pada tantangan hidup rasanya banyak dari kita yang kesulitan menerapkan ikhlas ini. Ada yang bilang, "Ya sudah...ikhlaskan saja" Tapi apa benar Anda betul-betul ikhlas? Apa justru memendam kekesalan yang dikemudian hari bisa meledak?

Menurut sains fisika kuantum, isi alam semesta ini 99,9999% kosong. Hanya 0,0001% benda, termasuk manusia, bumi, planet, galaksi, dll. Para ilmuwan menemukan bahwa ruang kosong ini sebetulnya tidaklah kosong, namun mengandung potensi yang tak terhingga. Potensi ini yang kemudian menjadi manifestasi dalam bentuk materi dan keadaan, termasuk manusia dan kehidupannya.

Saat Anda cemas karena dihadapkan pada sebuah masalah. Berserah diri merupakan tindakan bijaksana untuk melepaskan kemelakatan dan mengakses potensi 99,9999% yang ada di alam semesta ini. Caranya dengan diam sejenak dan menghilangkan semua pikiran Anda tentang masalah itu. Ajukan pertanyaan pada diri Anda, "Apa rasanya seandainya saya tidak punya masalah?" Jangan dipikirkan jawabannya. Rasakan dan alihkan perhatian Anda ke pusat hati.

Di pusat hati ini Anda rasakan bagaimana hidup Anda tanpa masalah. Lantas barangkali hati Anda berbicara. Atau Anda merasakan sesuatu. Serahkan apapun yang muncul pada Yang Maha Kuasa yang bekerja melalui potensi kuantum. Seringkali Anda menemukan jawaban atas permasalahan yang Anda hadapi. Moment of englightenment, kata orang.

( www.pengembangandiri.com )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengenali Pola dalam Interaksi dengan Pasangan

Secara alamiah, manusia mempunyai kecenderungan untuk mengikuti pola hidup yang sama tanpa ia sadari. Bayangkan saja ketika Anda pindah ke rumah baru, kemungkinan besar Anda akan meletakkan barang-barang diposisi yang sama dengan di rumah lama. Ini membuktikan betapa sulitnya mengubah kebiasaan atau pola hidup yang sudah kita lakukan bertahun-tahun.

Hal yang sama terjadi dalam suatu relationship atau hubungan berpasangan. Suatu pola mulai terbentuk pada tahap perkencanan atau pernikahan. Tanpa disadari kita cenderung melakukan hal yang sama berulang-ulang dan akan sulit sekali untuk meninggalkannya. Yang menarik dalam relationship adalah kita tidak hanya berhubungan dengan pasangan kita saja, tetapi juga dengan orang tua, tante, kakak, adik, sepupu, dan banyak lagi. Kebiasaan yang kita ciptakan akan mempengaruhi bagaimana penerimaan mereka.

Seperti mendirikan bangunan, setiap kebiasaan yang kita ciptakan seperti lapisan batu bata yang kita letakkan di atas tembok. Kebiasaan yang terbentuk di kemudian hari akan mengambil pola dari kebiasaan sebelumnya. Apabila kita menyadari sejak awal bahwa suatu kebiasaan akan menimbulkan masalah, sungguh suatu tindakan bijaksana untuk segera mengubahnya sebelum itu membentuk suatu pola yang sulit dihilangkan.

Pola juga bisa timbul karena kebiasaan dalam keluarga dan pengalaman masa lalu kita dalam relationship. Kecenderungan yang timbul adalah kita mewarisi kebiasaan lama ke dalam relationship baru. Disini kita menaruh harapan banyak dari pasangan kita. Harapan yang timbul karena kita merasa menemukan diri kita dipasangan kita sendiri. Suatu studi tentang psikologi relationship mengatakan bahwa kita cenderung mencari pasangan hidup yang memiliki kemiripan kepribadian dengan diri kita karena kita tidak mau berubah terlalu banyak.

Padahal sebetulnya relationship itu adalah proses, bukan tujuan, yang membuat kita seharusnya lebih matang dan mengerti tentang diri kita sendiri dan pasangan kita. Dalam proses pematangan pastinya akan terjadi banyak benturan dan perubahan.

Lalu bagaimana menyikapinya:
  1. Tidak ada yang benar atau yang salah dalam memecahkan persoalan bersama. Ketika Anda mencoba untuk menang dalam suatu argumen, Anda kehilangan sesuatu yang sangan berharga, yaitu rasa kasih.
  2. Masalah apapun, apabila dikenali sejak awal, akan lebih mudah diselesaikan bersama-sama dengan saling mendengarkan, menghargai dan adanya keinginan untuk berubah.
  3. Relationship bukan sekedar friendship, melainkan partnership. Fokuskan diri Anda ke teamwork dan saling membagi.
  4. Apa yang Anda berikan akan Anda terima. Ini hukum universal kehidupan yang berlaku juga untuk relationship. Kalau Anda ingin dicintai, Anda harus memberikan cinta. Semakin banyak yang Anda berikan semakin banyak pula yang Anda terima.
  5. Menyadari bahwa relationship adalah media yang paling sempurna untuk mengenali diri Anda sendiri melalui pasangan Anda. Jadi berhentilah mengomel dan mengeluh. Sebaliknya mulailah mengambil tanggung jawab dan lebih mencintai.
( www.pengembangandiri.com )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Membangun Kepercayaan Baru dalam Hubungan

“Seiring dengan berjalannya waktu… Masalah pun berlalu dengan sendirinya”

Pernah dengar kalimat itu?
Apakah memang benar?
Apa Anda percaya dengan kalimat tersebut???

Ehmm… secara pribadi saya kok tidak mempercayainya ya.
Maksud saya ya memang ada beberapa masalah yang tidak bisa diselesaikan saat itu juga dan membutuhkan waktu (sedikit) lebih lama untuk penyelesaiannya daripada masalah yang lain.

Tetapi kan jelas-jelas bukan berarti kita hanya perlu duduk ongkang-ongkang kaki dan membiarkan alam semesta ini yang membereskan semua.

Masalah harus dihadapi dan diselesaikan.
Dimana tentunya pertama-tama kita harus memilki keberanian terlebih dahulu untuk mau berhadapan langsung dengan masalah yang ada.

Ini adalah hukum yang berlaku di manapun juga.
Kita tidak akan pernah mendapatkan apapun kecuali kita berusaha untuk mendapatkannya.

Bagaimana kita dapat mengharapkan memiliki hidup yang damai dan tentram jika kita terus-menerus menumpukkan masalah di dalam ‘lemari’ kehidupan kita.
Cepat atau lambat, ‘lemari’ tersebut akan meledak karena kepenuhan toh?
Berapa banyak menurut Anda, ‘lemari’ tersebut mampu menampung masalah-masalah kita??

Saya berharap Anda tidak berpikir bahwa ‘lemari’ kita itu seperti kantong Doraemon yang dengan huebattnya mampu untuk menampung apa saja dan sampai kapan saja tanpa batas sepanjang hidup.
Ehmm… Kalau iya, berarti saya akan stop disini dan berdoa yang terbaik untuk Anda.

Tetapi kalau tidak dan Anda mulai berpikir bahwa ‘lemari’ Anda sudah hampir meledak, memuntahkan masalah-masalah yang tak tersentuh selama ini, maka mungkin sudah saatnya Anda menghadapi kenyataan yang sebenarnya.
Kenyataan bahwa Anda butuh untuk segera membersihkan ‘lemari’ Anda.

Saya percaya, kecenderungan untuk mendiamkan dan menumpuk masalah dalam ‘lemari’ Anda itulah yang seringkali menjadi kericuhan dalam sebuah hubungan. Entah itu hubungan pertemanan, hubungan keluarga atau hubungan dengan kekasih.

Individu dalam sebuah hubungan memiliki kecenderungan untuk membiarkan masalah berlalu dengan sendirinya.
Saya bahkan harus mengakui bahwa terkadang saya pun memiliki kecenderungan tersebut.

Perbedaannya mungkin terletak pada tingkat kecenderungan yang dimiliki.
Beberapa memiliki tingkat kecenderungan yang lebih rendah dan banyak berusaha untuk secepatnya menghadapi masalah-masalah yang tertunda.
Beberapa yang lain mungkin berada pada kondisi penyangkalan terus-menerus dan merasa tidak ada yang perlu untuk dihadapi.

Sejujurnya saya tidak bisa menyalahkan mereka yang berada dalam penyangkalan tersebut.
Dari semenjak lahir, kita selalu diajarkan betapa orang lain melengkapi kita.
Dari semenjak lahir, kita selalu diajarkan bahwa kita tidak sempurna dan selalu membutuhkan orang lain untuk hidup.
Memang di satu sisi hal tersebut tentunya benar.
Kita memang membutuhkan orang lain karena kita adalah makhluk sosial dan membutuhkan orang lain dalam proses belajar kita sepanjang hidup.

Namun sayangnya ajaran yang dibombardir setiap saat ini dapat pula menimbulkan 2 jenis individu.

Yang pertama adalah individu yang menjadi takut sekali untuk kehilangan seseorang (atau setiap orang) dalam hidupnya karena nantinya akan membuat ia menjadi tidak sempurna. Mereka berusaha setiap detik, setiap saat, untuk menyenangkan orang lain untuk dapat merasa sempurna meskipun mungkin hal yang dilakukan menyakiti diri sendiri. Mereka takut untuk menghadapi masalah yang ada karena mereka yakin dengan menghadapi masalah tersebut justru akan membuat hubungan yang terjalin menjadi hancur berantakan.
“Betul kan … Saya memang bodoh. Biarkan sajalah. Tidak perlu untuk membahasnya. Nanti suatu saat juga mereda sendiri masalah ini”

Atau mungkin yang kedua yang terus menyangkal membutuhkan orang lain karena ketakutannya akan ketidaksempurnaan. Mereka berusaha mati-matian untuk membuktikan betapa sempurnanya mereka sehingga tanpa orang lain pun mereka dapat hidup. Mereka selalu berhasil menggali sisi buruk dari orang lain dan selalu juara juga dalam menyalahkan orang lain ketika ada masalah yang terjadi. Setiap ada masalah, itu pasti karena orang lain dan bukan karena mereka.
“duh… dia bodoh sekali sih… dia keras kepala sekali sih… dia ini… dia itu…. Saya tidak peduli lagi! Saya bahagia untuk dapat hidup dalam dunia saya sendiri. Saya tidak butuh orang lain karena saya terlalu sempurna untuk mereka. Dunia tidak akan pernah dapat mengerti saya”

Jika kita dapat menelaah lebih lanjut, kedua bentuk reaksi tersebut sebenarnya mengarah pada emosi yang sama bukan, yaitu ketakutan.

Ini memang tampak seperti situasi yang menyedihkan sekali.
Namun BUKAN sesuatu yang tidak bisa untuk dirubah.
Seperti takdir yang ditulis di atas batu.
Kita dapat merubah kondisi tersebut jika kita memang berniat keras untuk merubahnya.
Bahkan batu pun sebenarnya dapat dipecah menjadi serpihan-serpihan kecil.

Kita dapat mulai melakukan perubahan dengan cara mulai belajar merasakan cinta dan bukan ketakutan.

Selama ini, kita sudah banyak (kenyang malah mungkin) merasakan ketakutan.
Apakah Anda tidak berpikir sudah saatnya untuk berhenti?
Apakah Anda sudah bosan dengan keadaan tersebut?

Jika iya, bagaimana jika mulai membuka lembaran hidup baru?
Mulai belajar merasakan bagaimana rasanya cinta.
Bagaimana rasanya belajar mengikhlaskan dan mencintai diri sendiri dengan segala ketidaksempurnaan yang mungkin ada.

Yup! Dengan bangga saya menyatakan bahwa kita memang tidak sempurna.
Saya tidak ingin menjadi sempurna.
Saya bukanlah manusia jika saya sempurna.
Saya selalu menyatakan bahwa saya sempurna dengan segala ketidaksempurnaan yang mungkin ada dalam diri saya.
Saya bahkan banyak belajar dari ketidaksempurnaan saya.
Saya belajar untuk berusaha, berjuang untuk merubah kondisi jika memang dapat saya rubah. Dan belajar untuk mengikhlaskan, mencintai kondisi yang memang tidak bisa saya rubah lagi.

Saya mencintai setiap aspek ketidaksempurnaan yang saya miliki sama seperti saya mencintai setiap jengkal kesempurnaan saya.
Kenapa?
Karena keduanya malah membuat saya merasa sempurna.

Kita semua tahu bahwa koin memiliki dua sisi.
Kita menerima kenyataan tersebut.

Jadi mengapa kita tidak juga menerima kenyataan bahwa kita pun memiliki dua sisi yang saling melengkapi dalam hidup ini?

Lagipula, ayolah…. Beritahu saya bagaimana caranya kita dapat membenahi masalah-masalah yang ada diluar diri kita, jika kita belum juga mampu membenahi masalah yang ada didalam diri kita sendiri.

Pemikiran yang cukup menyentak bukan?

Oleh karenanya, saya sekarang mendorong Anda untuk mulai belajar menghadapi masalah yang ada.
Saya undang Anda untuk mulai mencintai diri Anda dan berhadapan langsung dengan ‘setan-setan’ Anda.
Mulai dari hal-hal kecil dalam diri Anda, perlahan demi perlahan, lalu mulai mencoba untuk menghadapi yang ada di luar Anda.

Mari bersama-sama kita coba untuk membangun ajaran dan kepercayaan baru dalam hidup ini…
“Saya sempurna dengan segala ketidaksempurnaan saya dan saya mencintai keseluruhan paket diri saya"


 ( www.pengembangandiri.com )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Love is Magic

Seorang anak menangis.  Usianya baru 3.5 tahun.  Ayahnya membentak dengan keras.  Sungguh sakit rasanya.  Padahal ia hanya ingin bermain-main dengan ayahnya.  Sang ayah baru pulang kerja dan sangat lelah.  Melihat anaknya menangis, sang ayah pun menyesal.  Ia peluk anaknya.  Ia katakan: “Maafin Ayah Sayang.”  Sang anak tak bergeming.  Ia benar-benar kecewa pada ayahnya.  Ia bahkan terus menangis sesegukan.  Hal yang membuat hati sang ayah teriris-iris sembilu.  Dan air mata pun mulai menggenang di matanya. 

 Kembali ia membujuk anaknya.  “Nak, ayah mohon.  Maafin ayah.  Ayah tak bermaksud menyakitimu.  Ayah sayang banget sama kamu”
 “Aku cuma ingin main sama Ayah.  Apa itu salah?”
 “Tidak Nak, Tidak.  Kamu tidak salah.  Ayah yang salah telah membentakmu.  Maafin ayah ya?”  air mata sang ayah pun mengalir makin deras.
 Sang anak terdiam sejenak.  Tapi tangisnya telah berhenti.  
 Ayahnya berkata lagi: “Yuk, kamu mau main apa sih sama Ayah?”
 “Aku mau main bola, Ayah.  Nih bolanya dah aku siapin”
 “Ayo kalau begitu” 

Kata sang Ayah sambil menuntun anaknya ke halaman.  Tapi tiba-tiba ayah berhenti.  Anaknya mengikuti berhenti juga. 

”Kamu udah maafin Ayah kan, Sayang?”  Tanya ayah. 
 Sang anak tersenyum dan mengangguk.  Senyuman dan anggukan yang melegakan hati Ayah. 

Ayah pun memeluk.  Sang anak membalas pelukan itu dengan erat.  Dan ketika keduanya melepas pelukan, dua hati telah kembali ke fithrah bahagianya.  Mereka pun bermain bola dengan asyik dan gembira sampai bermandikan keringat.  Ajaib.  Kelelahan sang ayah setelah bekerja seharian justru hilang.  Mereka pun masuk ke dalam rumah dengan gembira.
 Saudara yang baik, cerita di atas mungkin sering terjadi pada banyak orang.  Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sana, diantaranya:
  1. Kemarahan kecil berdampak besar.
Bentakan sang ayah yang spontan mungkin terwujud dalam satu atau dua kata saja, misalnya : diam!, kenapa?, Nanti dulu! Dan sebagainya.  Tapi karena kata-kata itu terlontar dari kemarahan, maka dampaknya sangat negatif.  Kata-kata itu menusuk hati anaknya sampai membuatnya menangis.  Mungkin karena harapan besar sang anak diluluhlantahkan seketika. 
  1. Diperlukan banyak cinta dan usaha untuk meredakan akibat buruk kemarahan.
Agar hubungan ayah – anak ini kembali bahagia, sang ayah harus menguras energi yang besar.  Dari menyesal, minta maaf, membujuk, memeluk, bahkan sampai menangis.  Itulah yang saya maksud dengan judul tulisan ini.  Satu kemarahan membutuhkan 10 kasih sayang.  Dan bisa juga dibalik.  10 kasih sayang bisa hilang oleh 1 kemarahan.  Sama seperti kemarau satu tahun yang tak berbekas lagi karena turun hujan seharian.  Karena ada fakta seperti ini, maka sebaiknya anda membiasakan diri untuk menjadi pribadi yang penuh kasih sayang.  Bagaimana dengan kemarahan anda?  Ya, kemarahan itu tetap ada dalam diri anda.  Sewaktu-waktu bisa muncul.  Tapi, saat waktunya tiba, anda bisa marah dengan cara yang baik.
  1. Sering terjadi kontradiksi antara suara hati dengan tindakan.
Apakah setiap ayah mengasihi anaknya?  Apakah setiap ayah rela berkorban apa saja demi kebaikan dan kebahagiaan anaknya?  Apakah ayah bekerja keras luar biasa demi kepentingan anaknya? Jawaban ketiga pertanyaan ini adalah : Pasti.  Itulah suara hati setiap ayah.  Tapi, suara hati itu sering juga tertutupi oleh berbagai tabir.  Tabir itu membuat sang suara hati terhalangi dan tidak mewujud menjadi tindakan.  Tabir-tabir itu mungkin bernama kelelahan, kemarahan, egoisme, kesibukan, godaan, ambisi karir, dan sebagainya.  Maka hadirlah tindakan dan perkataan yang justru bertolak belakang dengan suara hati.  Bekerja lembur setiap hari, sampai melewatkan momen-momen bermain dengan anak-anak.  Lupa akan hari ulang tahun istri/suami atau anak-anak karena terlalu sibuk.  Terlalu mengandalkan pengasuh untuk mendidik anak.  Mengekspresikan cinta pada keluarga sebatas banyaknya uang yang diberikan.  Berhati-hatilah…
  1. Betapa mudahnya seorang anak untuk memaafkan dengan tulus.
Pagi hari, anak anda mungkin berantem dengan temannya.  Tapi siang hari, mereka telah bermain dengan asyik lagi.  Yap.  Anak-anak itu sangat mudah memaafkan dan kembali menikmati hidup bahagianya.  Mereka tidak lama-lama dibayangi oleh dendam yang merusak hidup.  Karenanya sangat lah pantas bila setiap kita belajar pada anak-anak untuk sesegera mungkin memaafkan kesalahan orang lain pada kita.
  1. Cinta itu ajaib.
Percayailah cinta, karena cinta selalu yakin pada anda.  Nikmatilah cinta, karena tak ada yang lebih indah darinya.  Jadilah cinta, karena memang itulah sejatinya diri anda.  Dan keajaiban pun akan terus menghampiri anda.
Nah saudara, berhati-hati lah dengan emosi anda.  Anda harus bisa mengendalikan ekspresi emosi itu agar tidak merusak siapapun.  Tidak merusak anda, dan orang-orang yang anda cintai.  Selamat berekspresi.

( www.pengembangandiri.com )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Entri Populer